Rabu, 18 Januari 2017
Yolanda Santosa, Sosok Desain Grafis Inspiratif Asal Indonesia
Siapa bilang desain grafis hanya pekerjaan sampingan saja. Desain grafis bahkan jasa desain company profile kini sudah menginjak level profesional dengan semakin bertambah banyaknya sosok-sosok insporatif dibidang ini seiring dengan semakin bertambahnya kreatifitas setiap orang.
Salah satu sosok inspiratif di Indonesia dalam bidang desain grafis sendiri adalah Yolanda Santosa. Memang, jika dibandingkan dengan Selebritis, Yolanda tidakah terlalu populer. Namun, dedikasinya terhadap desain grafis patut diacungi jempol.
Meskipun dunia desain grafis dikenal sebagai salah satu bidang yang ditekuni banyak kaum adam, namun Yolanda tidak mau kalah di bidang ini. Melalui desain grafis pula ia mencapai kesuksesan dan mengharumkan nama Indonesia di kancah perfilman dunia.
Wanita kelahiran Jakarta pada bulan Februari 1978 silam ini hanya tinggal beberapa tahun saja di Indonesia, kemudian pindah ke Singapura lalu hijrah bersama keluarganya ke Amerika Serikat. Kerap disapa dengan nama Yo, ia mulai menekuni desain grafis ketika mengambil jurusan motion graphic design dan branding di Art Center College of Design di kota Los Angeles. Setelah lulus dari universitas tersebut Yo pun diterima di salah satu perusahaan besar di Amerika bernama yU+co. Di perusahaan desain grafis inilah namanya mulai dikenal dan dipercaya untuk menangani film dan serial TV terkenal Hollywood.
Beberapa film dan serial TV yang pernah ditangani Yo mungkin saja merupakan salah satu favorit kamu, seperti Desperate Housewive pada tahun 2004, Ugly Betty pada tahun 2006 dan Triangle. Tidak berhenti disitu saja, ia juga menangani beberapa film seperti Hulk (2003), Herbie Fully Loaded (2006) dan Zack Synders 300 (2007).
Berikut ini beberapa contoh karya Yolanda yang sukses mengangkat namanya sebagai desainer grafis asal Indonesia yang berprestasi dan diperhitungkan di dunia.
See, karya Yolanda tidak bisa dipandang sebelah mata. Maka tidak heran, jika dari karya inilah dia memenangkan beberapa penghargaan diantaranya ialah Webby Award Honoree dan Graphic Design USA di tahun yang sama yaitu 2006. Ia juga sering dinominasikan dalam ajang Emmy Award untuk kategori desain grafis. Wow, keren!
Bakatnya dalam desain grafis tampaknya memang mengalir dalam darah keluarga Yo, seperti pamannya yang merupakan arsitek. Ditambah lagi sang ayah yang juga memiliki bakat menggambar meskipun bekerja di bidang keuangan. Kakeknya merupakan penulis kaligrafi dan tantenya adalah pelukis keramik, begitu pula dengan adiknya yang juga memiliki bakat di bidang fashion designer.
Awalnya orang tua Yo tidak yakin akan pilihan putrinya untuk menggeluti bidang seni. Terlebih keluarga di Asia umumnya menginginkan putra putri mereka bekerja di bidang keahlian yang memang lebih terjamin dalam hal finansial seperti dokter ataupun pengacara. Sayangnya sejak dulu Yo tidak begitu menyukai pelajaran yang umum diajarkan di sekolah dan lebih menyukai seni.
Pada akhirnya keluarga mendukung pilihan Yo tersebut. Ketika usianya menginjak 17 tahun ia pun pindah ke California, Amerika Serikat untuk mempelajari seni. Keputusannya pun dirasa tepat setelah ia menggarap beberapa acara pembuka dan judul utama untuk beberapa serial TV dan film Hollywood yang telah dijabarkan di atas. Ia juga menggarap film Cat Woman, My Super Ex Girlfriend, Paycheck, 300 dan Taking Lives.
Pengalamannya bekerja sama dengan beberapa sutradara Hollywood tersebut mendorongnya untuk membangun perusahaan sendiri bernama Ferroconcrete di Los Angeles. Perusahaan yang resmi didirikan pada tahun 2006 ini merupakan salah satu mimpi Yo.
Nama perusahaannya sendiri telah dipikirkannya sejak ia masih duduk di bangku sekolah. Ferro mengandung makna besi sedangkan concrete diartikan fondasi. Harapan Yo adalah Ferroconcrete yang didirikannya dapat menjadi perusahaan yang mampu bertahan dan mencapai puncak setinggi gedung pencakar langit.
Selalu belajar dan tidak pernah puas membuat Yo terus mendapatkan kesempatan menangani proyek besar lainnya. Salah satu proyek yang membuat nama perusahaannya melejit adalah Pinkberry. Pinkberry sendiri merupakan perusahaan pelopor pertama di bidang yogurt beku di Amerika sejak 2005.
Yo pun akhirnya menawarkan strategi pemasaran untuk perusahaan tersebut dan dampaknya patut diancungi jempol. Pada awalnya Pinkberry hanya memiliki satu toko saja namun sekarang telah berkembang menjadi lebih dari 100 toko di berbagai negara.
Pinkberry seperti pintu gerbang Ferroconcrete untuk mendapatkan project lainnya, seperti dari perusahaan kenamaan Hustler maupun TODAY. Perusahaan besar lainnya juga menghubungi Ferroconcrete setelah keberhasilannya menangani Pinkberry.
Kira-kira apa kunci sukses Yo untuk semua kesuksesannya tersebut? Jawabannya begitu sederhana namun bermakna mendalam, yakni cintai apa yang kamu kerjakan.
Desain grafis dan branding sebenarnya dua hal yang berbeda, namun Yo memandangnya sama dan dapat berjalan beriringan bila dikelola dengan baik. Kedua bidang tersebut merupakan suatu cara kreatif yang dinilai Yo sebagai cara memecahkan masalah dalam berkomunikasi.
Ditambah dengan rasa cinta terhadap kedua bidang tersebut lah yang membuat Yo menjadi seseorang yang mengerti filosofi branding dan juga desain grafis. Tidak heran jika ia juga kerap diundang dalam seminar sebagai pembicara namun sayangnya ia belum berminat untuk menjadi pengajar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar