Rabu, 03 Mei 2017

Memahami Lebih Dalam Tentang Teori Gestalt Dalam Desain Grafis



Desain grafis merupakan cabang ilmu dari seni visual yang tidak bisa lepas dari ilmu psikologi. Peran psikologi dalam desain grafis meliputi bagaimana seseorang secara psikis merespon tampilan visual disekitarnya. Oleh karena itu, mempelajari teori psikologi sangat dianjurkan bagi desainer grafis untuk menciptakan tampilan visual yang cerdas dan efektif.

Salah satu teori psikologi dalam desain grafis yang cukup populer dan banyak sekali digunakan adalah teori Gestalt. Apa itu teori Gestalt?



Dilansir situs jasa company profile, Gestalt merupakan sebuah teori psikologi yang menyatakan bahwa seseorang akan cenderung mengelompokkan apa dia lihat disekitarnya menjadi suatu kesatuan utuh berdasarkan pola, hubungan, dan kemiripan. Teori ini dibangun oleh 3 ilmuwan asal Jerman yaitu: Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Gestalt banyak digunakan dalam dunia desain grafis karena gestalt bisa menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk.

Beberapa prinsip-prinsip yang turut serta terus mengikuti perkembangan teori ini diantaranya ialah.

1. Proximity : Objek-objek yang berdekatan posisinya akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan. Contoh nyata dari prinsip ini adalah logo Unilever dimana objek-objek pada logo unilever yang kita ketahui hingga saat ini dipersepsikan sebagai sebuah kelompok (huruf 'U') karena memiliki kedekatan posisi satu sama lain.



2. Similarity : Objek-objek yang bentuk dan elemennya mirip akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan. Lihat contoh dibawah. Tiga segitiga di bagian bawah logo diatas sejatinya adalah bagian dari ikon burung di logo tersebut. Namun karena memiliki kesamaan bentuk dengan segitiga lain, objek tersebut dipersepsikan sebagai bagian kelompok segitiga yang membentuk lingkaran.



3. Closure : Suatu objek akan dianggap utuh walaupun bentuknya tidak tertutup sepenuhnya. Contoh logonya adalah logo WWF yang mengambil sosok panda dengan warna hitam putih. Kita dapat mengenali bahwa ikon pada logo WWF adalah seekor panda. Padahal, gambar tersebut tidaklah lengkap atau belum tertutup sepenuhnya.



4. Continuity : Objek akan dipersepsikan sebagai suatu kelompok karena adanya kesinambungan pola. Coba Anda perhatikan gambar dibawah ini. Lingkaran-lingkaran diatas dipersepsikan sebagai suatu kelompok karena polanya berkesinambungan walaupun sebenarnya objek-objek tersebut terpisah satu sama lain.



5. Figure Ground : Sebuah objek bisa dilihat sebagai dua objek dengan permainan foreground dan background. Masing-masing bisa diidentifikasi sebagai objek tanpa harus membentuknya menjadi solid. Gambar dibawah ini adalah gambar sebuah objek. Namun dengan memanfaatkan teori figure ground, gambar mampu menampilkan 2 buah objek (objek guci dan siluet wajah). Teori ini juga dipakai dalam pembuatan logo negative space dan Dual impact.



Jadi, apakah kesimpulan dari teori ini? Well, Gestalt menjelaskan bagaimana secara psikologi seseorang mencerna apa yang dilihatnya. Dengan memahami prinsip kerja kecenderungan persepsi visual manusia melalui teori Gestalt, desainer dapat memahami bagaimana fungsi sampainya suatu pesan terhadap audiens.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar