Kamis, 19 Januari 2017

6 Kesalahan Yang Biasa Dilakukan Saat Mendesain Logo



Banyak sekali lembaga dan perusahaan yang berdiri saat ini. Diantara begitu banyaknya, satu yang bisa membedakan adalah Logo, dimana Logo menjadi sebuah identitas dan pengenal agar bisa dibedakan oleh semua orang.

Logo bisa dibuat oleh para desainer atau jasa desain company profile, tetapi apakah dalam setiap pembuatannya selalu benar? tidak juga. Karena beberapa kesalahan masih terus membayang-bayangi para desainer terlebih dalam membuat seperti apa logo yang akan di visualisasikan.


Untuk itu, mari kita bahas terkait beberapa kesalahan yang biasa dilakukan dalam membuat sebuah logo. Kesalahan-kesalahan ini tentu saja harus dihindari, agar logo yang kita buat menjadi terlihat menarik.

Mengikuti Trend

Trend  logo seperti dibuat dengan bentuk sabit, glow atau menonjol hanya akan bertahan sebentar. Logo yang baik seharusnya bersifat tak lekang oleh waktu. Hal ini hanya bisa dicapai jika logo anda tidak mengikuti trend.

Contoh model logo yang mengikuti trend adalah logo “corporate swoosh” dibawah yang jelas tampak terlihat main aman dan terkadang hanya sekedar logo biasa yang monoton. Desainer grafis yang profesional dan baik akan selalu menghindari desain logo yang mengikuti trend dan fokus pada identitas yang unik.



Menggunakan Gambar Raster

Desainer grafis yang professional tidak akan pernah menggunakan photoshop sebagai software membuat logo, namun menggunakan CiorelDraw atau Adobe Illustrator. Logo yang baik berformat vektor dimana setiap goresan gambar dihitung dan diproses dalam hitungan matematis yang tingkat ketajamannya akan tetap sama jika ubah ukurannya menjadi lebih kecil atau besarkan hingga sebesar gedung sekalipun.

Berbeda dengan logo vektor, logo yang berformat raster dibentuk berdasarkan jumlah pixel. Pembuatan logo dalam format ini sangat tidak dianjurkan karena tidak memiliki ketajaman yang bagus dan bisa merusak tampilan dari logo itu sendiri.



Menggunakan Stock Art

Kesalahan mendesain logo yang sering dilakukan oleh pemilik bisnis yang mendesain logonya sendiri atau dilakukan oleh amatiran adalah menggunakan stock art. Mendownloadnya memang tidak masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika gambar tersebut diolah dan dimasukkan ke dalam logo.

Menggunakan stock art untuk membuat logo hanya akan sia-sia karena logo tidak akan maksimal hasilnya. Selain itu, terlalu 'pasaran' jika Anda menggunakan stock art untuk mendesain logo karena sudah banyak perusahaan yang menggunakan software ini untuk mendesain logo mereka.



Mendesain Untuk Diri Sendiri Dibandingkan Untuk Klien

Stop! Banyak desainer yang mempunyai ego cukup tinggi dan sulit melepaskan gaya sendiri ke dalam setiap pekerjaan yang ditangani. Desainer yang baik harus melihat apakah gaya, warna, jenis huruf ini memang benar-benar cocok dengan bisnis klien.

Fokus dan kerjakan sesuai materi yang didapat, dan hilangkan sisi egois Anda karena belum tentu selera Anda bisa cocok dengan selera dari klien. Jika iya mungkin bagus, tapi jika tidak? hanya akan membuat hasil kerja tidak maksimal dan klien akan kabur meninggalkan Anda.



Bergantung Pada Warna Untuk Efek

Kadang kala sang klien ingin mencetak logo dalam tinta satu warna. Detail yang kurang tegas dan hanya mengandalkan efek warna untuk pembeda bentuk bisa menjadi masalah nantinya. Logo dengan perbedaan garis yang jelas bisa menghindarkan masalah ini di masa yang akan datang. Pastikan anda bisa mengaplikasi logo yang telah dibuat ke dalam kondisi apapun agar anda tidak kesulitan pada saat mencetak untuk tinta 1 warna.



Mencontek Logo Yang Sudah Ada

Ini adalah sesuatu yang harus anda hindari selamanya! Mencontek logo tidak hanya menghancurkan reputasi perusahaan tapi juga bisa menyebabkan anda diseret ke jalur hukum. Mencontek logo kompetitor malah menjadi dosa besar. Logo berguna untuk mempresentasikan perusahaan anda agar tampak profesional bukan tampak bodoh dan plagiator. Jadi jauh-jauhkan pikiran membuat logo yang mirip dengan kompetitor anda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar